Wednesday 17 February 2016

Alergi Makanan Dan Penatalaksanaannya

Pengertian Alergi Makanan
Alergi makanan adalah reaksi alergi yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh kita keliru memproses protein yang berasal dari makanan dan menganggapnya sebagai suatu ancaman. Reaksi alergi makan yang muncul bisa berupa gatal-gatal dan munculnya ruam merah pad kulit.
Berdasarkan zat pemicu alergi dan jangka waktu terjadinya alergi, alergi makanan dibagi menjadi 3 kelompok utama, yaitu alergi makanan yang diperantarai zat immunoglobulin E, alergi makanan Non-Immunoglobulin E dan alergi makanan gabungan, yaitu alergi makanan gabungan yang diperantarai dan tidak diperantarai zat immunoglobulin E.
Immunoglobulin E merupakan salah satu zat antibodi yang ada di dalam sistem kekebalan tubuh kita. Alergi makanan yang dipicu oleh zat ini merupakan jenis alergi makanan yang paling umum terjadi dan gejalanya biasanya muncul tidak lama setelah penderita mengkonsumsi makanan yang menjadi pemicu alergi. Sedangkan alergi makanan yang dipicu oleh zat-zat antibodi selain immunoglobulin E memiliki rentang waktu yang lebih lama untuk munculnya gejala alergi. Jenis alergi makanan yang terakhir adalah kombinasi dari immunoglobulin E dan non-immunoglobulin E. Pengidap jenis alergi ini akan mengalami gejala yang seperti yang ditimbulkan oleh reaksi alergi yang diperantarai immunoglobulin E maupun non-immunoglobulin E.

Gejala Alergi Makanan
Penderita alergi makanan yang dipicu oleh zat immunoglobulin E biasanya akan mengalami gejala berupa ruam merah dan gatal di kulit, sulit menelan makanan, pembengkakan pada mulut, wajah serta bagian tubuh lainnya. Tekstur ruam pada alergi ini biasanya tampak timbul pada permukaan kulit. Selain gejala-gejala tersebut, penderita alergi jenis ini juga ada yang mengalami gejala seperti mual dan muntah, mata terasa gatal, bersin-bersin, pening atau pusing, diare, sakit perut serta sesak napas.
Pada kasus alergi makanan yang dipicu oleh zat non-immunoglobulin E, gejala utama yang timbul hampir sama dengan gejala pada alergi makanan yang diperantai oleh zat immunogbulin E, yaitu munculnya rasa gatal dan ruam dikulit. Namun bedanya, tekstur ruam pada jenis alergi ini tidak tampak timbul. Selain itu, ada juga pendeita yang mengalami gejala seperti eksim atopik, yaitu ketika kulit tampak kering dan pecah-pecah, berwarna merah, serta terasa gatal.
Kadang-kadang alergi makanan non-immunoglobulin E dapat menimbulkan gejala-gejala yang sama seperti yang disebabkan oleh kondisi lainya. Ini berarti bisa sulit membedakan penyebab gejala dan bisa dianggap bukan sebagai reaksi alergi. Gejala-gejala tersebut diantaranya:
  1. Area kelamin dan anus tampak berwarna kemerahan
  2. Gangguan pencernaan.
  3. Sembelit.
  4. Nyeri ulu hati.
  5. Frekuensi buang air besar meningkat.
  6. Adanya lendir atau darah pada kotoran 
  7. Kulit pucat.
  8. Rewel pada bayi.
Jangan sepelekan alergi makanan karena pada kasus tertentu bisa mengarah pada suatu kondisi yang disebut anafilaksis atau reaksi alergi parah. Gejala awal anafilaksis memang terlihat seperti gejala alergi makanan biasa, namun dalam waktu yang sangat cepat, gejala dapat memburuk dan penderitaanya bisa mengalami peningkatan detak jantung yang sangat cepat, sulit bernapas, penurunan tekanan darah yang sangat drastis, dan pingsan. Jika tidak segera ditangani dengan baik, anafilaksis bahkan bisa menyebabkan kematian.

Makanan-Makanan Penyebap Alergi 
Semua makanan berpotensi menyebabkan alergi. Namun ada beberapa jenis makanan tertentu yang sangat umum menyebabkan kondisi tersebut, contohnya udang, lobster, kepiting, ikan, dan kacang-kacangan.
Alergi akibat kacang-kacangan umum dialami oleh anak-anak. Selain kacang-kacangan, anak-anak juga bisa mengalami alergi setelah mengkosumsi susu, telur, gandum, dan kedelai. Alergi susu pada anak-anak sering kali menimbulkan gejala campuran yang ada di dalam alergi immunoglobulin E dan non-immunoglobulin E, yaitu pembengkakan dan sembelit.

Faktor-Faktor Peningkat Resiko Alergi Makanan 
Jika Anda menderita alergi selain alergi makanan, maka peluang anda untuk terkena alergi makanan lebih besar dibandingkan dengan orang-orang yang belum pernah memiliki alergi apapun. Selain itu, jika Anda memiliki riwayat penyakit asma, risiko terkena alergi makanan juga lebih tinggi karena kedua kondisi  ini cenderung timbul secara bersamaan.
Peluang Anda untuk terkena alergi makanan juga lebih tinggi apabila terdapat anggota keluarga yang memiliki riwayat alergi, penyakit biduran, eksim, atau asma.
Faktor risiko yang terakhir adalah usia. Anak-anak dan bayi lebih rentan terkena alergi makanan dibandingkan dengan orang dewasa karena daya serap sistem pencernaan manusia terhadap makanan-makanan pemicu alergi cenderung menurun seiring perkembangan usia.
Meskipun alergi makanan berangsur hilang saat seseorang beranjak dewasa, namuan dalam beberapa kasus kondisi ini bisa kembali muncul saat mereka dewasa. 

Diagnosis Alergi Makanan
Sama seperti diagnosis penyakit alergi lainnya, biasanya dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan seputar pola gejala yang dialami pasien dan riwayat kesehatan pasien dan keluarganya sebelum memutuskan hasil diagnosis penyakit tersebut.
Setelah mendapatkan beberapa pernyataan dari pasien, biasanya dokter akan melakukan tes darah sebagai langkah pertama dalam memastikan diagnosis. Tes darah ini berguna untuk mengukur kadar antibodi alergi yaitu zat immunoglobulin E di dalam darah. 
Selain uji kada antibodi, jenis pemeriksaan lainnya yang bisa dilakukan adalah tes tusuk kulit. Pada tes ini, zat pemicu alergi yang terkandung dalam makanan penyebab alergi kemungkinan akan diekstrak dan ditusuk-tusuk dengan jarum kecil di permukaan kulit. Ekstrak makanan ini akan masuk lewat pori-pori kulit dan jika beberapa saat setelah itu muncul reaksi alergi, maka bisa ditetapkan apakah Anda terkena alergi makanan atau tidak. 
Jenis pemeriksaan lainnya adalah tes eliminasi makanan. Dokter akan menyarankan Anda untuk tidak mengkonsumsi makanan yang diduga menjadi penyebab alergi tersebut selama beberapa minggu atau bulan. Setelah itu Anda boleh mengkonsumsinya. Jika muncul reaksi alergi, maka bisa ditetapkan bahwa Anda menderita alergi makanan yang bersangkutan.
Tes darah dan tes tusuk kulit biasanya dilakukan untuk mencari tahu apakah pasien mencerita alergi makanan yang diperantarai zat immunoglobulin E. Sedangkan tes eliminasi makanan biasa dilakukan untuk pasien yang menderita alergi makanan yang tidak diperantarai zat immunoglobulin E.

Pengobatan Alergi Makanan 
Sama seperti penyakit alergi lainnya, tidak ada obat yang spesifik untuk menangani alergi makanan. Tujuan pemberian obat adalah untuk meringankan atau menghilangkan gejala yang muncul akibat alergi makanan tersebut. Karena itu, alangkah baiknya jika makanan penyebab alergi bisa diingat dan dihindari konsumsinya agar reaksi alergi tidak terulang kembali. 
Berdasarkan tingkat keparahan gejala alergi yang muncul, ada 2 jenis obat alergi yang biasa digunakan, yaitu obat-obatan antihistamin dan obat-obatan adrenalin.
Obat-obatan antihistamin digunakan untuk meredakan reaksi alergi atau gejala alergi yang muncul yang masih tergolong ringan hingga sedang. Konsultasi dengan dokter atau apoteker sangat diperlukan, karena obat-obatan ini ada yang tidak cocok digunakan oleh anak-anak yang berusia di bawah 2 tahun, Promethazine dan Alimemazine.
Sedangkan obat-obatan yang mengandung adrenalin biasa digunakan untuk menangani gejala alergi yang parah pada kasus anafilaksis dengan cara disuntikkan. Adrenalin mampu meredakan gejala, seperti sulit bernapas, dengan cara memperlebar saluran pernapasan serta menanggulangi tekanan darah rendah akibat reaksi anafilaksis.
Yang terpenting dari penanganan alergi, apapun jenisnya, entah itu alergi makanan, alergi dingin, alergi akibat pancaroba dan lain sebagainya, tindakan pencegahanlah yang paling diandalkan dalam penanganannya. Kenali semua jenis pemicu alergi Anda dan jangan pernah mengkonsumsinya. Hal ini akan menghindarkan Anda dari terulangnya serangan alergi.

Bagikan

Jangan lewatkan

Alergi Makanan Dan Penatalaksanaannya
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.