Tuesday 23 February 2016

Rheumatoid Arthritis dan Penanganannya

Pengertian Rheumatoid Arthritis 
Rheumatoid arthritis atau artritis reumatoid adalah peradangan kronis pada sendi yang menyebabkan rasa sakit, bengkak dan kaku pada persendian contohnya di kaki dan tangan.
Arthritis berarti radang sendi dan bisa berdampak pada jaringan di sekitar persendian, seperti pada otot, ligamen, dan tendon. Seiring waktu, peradangan ini bisa menghancurkan jaringan persendian. Efek dari kondisi ini akan membatasi aktivitas keseharian, seperti sulit untuk berjalan dan menggunakan tangan.
Walau bagian tubuh yang paling sering terkena dampak rheumatoid arthritis adalah pada bagian kaki dan tangan, penyakit ini juga bisa menjangkiti bagian tubuh lainnya, seperti mata, paru-paru, pembuluh darah, dan kulit.
Rheumatoid arthritis terjadi saat sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh Anda sendiri. Penyakit ini lebih sering diderita oleh wanita, terutama di atas 40 tahun.

Gejala Rheumatoid Arthritis 
Gejala rheumatoid arthritis pada masing-masing orang berbeda dan bisa berubah seiring waktu. Biasanya gejala rheumatoid arthritis tidak langsung muncul semua, tapi berkembang perlahan-lahan selama beberapa pekan. Walau jarang terjadi, sebagian penderita rheumatoid arthritis juga bisa mengalami perkembangan gejala dengan cepat, bahkan hanya dalam hitungan hari. Gejala rheumatoid arthritis juga bisa muncul dan menghilang selama beberapa saat.
Rheumatoid arthritis biasanya menyerang persendian kecil di tangan dan kaki terlebih dulu. Beberapa gejala yang sering timbul pada persendian akibat rheumatoid arthritis, di antaranya: 
  1. Kaku. Persendian akan terasa kaku dan sulit untuk digerakkan. Gejala ini terutama dirasakan pada pagi hari atau setelah beristirahat. Gejala kaku pada persendian ini sering dikaitkan dengan osteoartritis. Namun biasanya pada osteoartritis, gejala akan menghilang setengah jam setelah bangun tidur, sedangkan pada rheumatoid arthritis akan bertahan lebih lama. 
  2. Kemerahan, bengkak, dan terasa hangat. Persendian akan berwarna kemerahan, bengkak, dan terasa hangat saat disentuh. 
  3. Nyeri. Persendian akan terasa nyeri dan berdenyut. Sama halnya dengan rasa kaku pada persendian, biasanya rasa nyeri lebih parah pada pagi hari atau setelah beristirahat. 
Selain gejala-gejala seperti yang disebutkan di atas, beberapa penderita rheumatoid arthritis juga bisa mengalami demam, berat badan menurun, lelah dan kurang berenergi, berkeringat, serta berkurangnya nafsu makan. 
Rheumatoid arthritis harus segera ditangani karena jika penyakit bertambah parah, gejala bisa menyebar ke sendi-sendi lain termasuk lutut, pergelangan tangan, bahu, pergelangan kaki, pinggul, dan siku. Dan jika dibiarkan terlalu lama, rheumatoid arthritis dapat menyebabkan persendian bergeser dan berubah bentuk.

Penyebab Rheumatoid Arthritis 
Rheumatoid arthritis disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang keliru menyerang diri sendiri dan masih belum diketahui pemicunya. 
Sistem kekebalan tubuh yang normal seharusnya membuat antibodi yang gunanya untuk menyerang virus dan bakteri. Tapi sistem kekebalan tubuh pada penderita rheumatoid arthritis justru mengirim antibodi ke lapisan persendian untuk menyerang jaringan di sekeliling sendi dan menyebabkan radang serta rasa sakit. Pada jaringan sendi, rheumatoid arthritis menyebabkan kerusakan di sekitar tendon, ligamen, dan tulang.

Faktor Risiko 
Walau pemicu terjadinya rheumatoid arthritis masih belum diketahui, namun ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terkena rheumatoid arthritis, antara lain: 
  1. Usia. Kebanyakan penderita rheumatoid arthritis berusia 40 tahun ke atas, tapi bisa juga menjangkiti orang pada usia berapa pun. 
  2. Jenis kelamin. Pria lebih jarang terkena penyakit ini dibandingkan wanita. 
  3. Genetika. Walau kecil, mempunyai anggota keluarga yang menderita rheumatoid arthritis meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit ini juga. 
  4. Merokok. Merokok dapat memicu berbagai macam penyakit dan kebiasaan buruk ini bisa meningkatkan risiko terkena rheumatoid arthritis.
Diagnosis Rheumatoid Arthritis 
Gejala rheumatoid arthritis mirip dengan beberapa penyakit lainnya, itu sebabnya sulit untuk mendiagnosis rheumatoid arthritis pada tahap awal. 
Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik dan beberapa tes medis, seperti tes darah dan pemindaian untuk membantu mendiagnosis rheumatoid arthritis.

Tes Darah 
Sejumlah tes darah bisa menunjukkan indikasi rheumatoid arthritis, tapi tidak bisa mengonfirmasi secara pasti. Berikut ini adalah beberapa tes darah yang bisa dilakukan. 
  1. C-reactive protein (CRP). CRP adalah sejenis protein yang dihasilkan oleh organ hati ketika sedang terjadi peradangan. 
  2. Laju endap darah (LED). Tes ini juga dilakukan untuk mendeteksi adanya peradangan. Sampel darah akan diletakkan di dalam sebuah tabung. Ketika sedang terjadi peradangan, maka sel darah merah dalam sampel darah yang diambil akan jatuh ke dasar tabung lebih cepat dari biasanya. 
  3. Faktor rheumatoid dan antibodi anti-CCP (anti-cyclic citrullinated peptide). Ada sebagian penderita rheumatoid arthritis terbukti positif ketika faktor rheumatoidnya dan/atau antibodi anti-CCPnya diperiksa. Mereka yang terbukti positif untuk kedua unsur ini berisiko menderita kasus yang lebih parah. 
  4. Tes darah menyeluruh. Tes ini akan mengukur jumlah sel darah merah yang terkait dengan anemia. Para penderita rheumatoid arthritis biasanya mengalami anemia, tapi hal ini tidak berlaku sebaliknya.
Pemindaian 
Sejumlah tes pemindaian seperti ultrasound, pemindaian resonansi magnetik (MRI), maupun X-Ray, dapat dilakukan untuk memeriksa kerusakan dan peradangan pada persendian. Tes-tes ini juga dapat digunakan untuk mengawasi perkembangan kondisi dan membantu menentukan tipe arthritis.

Perawatan Rheumatoid Arthritis 
Penderita rheumatoid arthritis hanya bisa melakukan perawatan karena hingga saat ini masih belum ada obat yang dapat menyembuhkan rheumatoid arthritis sepenuhnya. 
Perawatan bisa membantu mengurangi gejala peradangan di persendian, mencegah atau memperlambat kerusakan persendian, mengurangi tingkat disabilitas, dan membuat penderita rheumatoid arthritis bisa tetap hidup aktif. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah mengonsumsi obat, perawatan pendukung dan operasi, serta mengubah gaya hidup. 
Ada beberapa cara perawatan dan pengobatan yang bisa dilakukan untuk menekan perkembangan penyakit ini. Pada awalnya, dokter akan meresepkan obat dengan efek samping paling sedikit setelah itu, jika tidak efektif, obat dengan efek samping lebih berat akan ditambahkan. Dokter akan menyesuaikan dosis dengan kondisi pasien.

Obat pereda sakit 
Obat pereda sakit seperti parasetamol atau kodein digunakan untuk meredakan rasa sakit. Selain itu, obat antiinflamasi non-steroid (OAINS) juga bisa digunakan. Obat pereda sakit tidak dapat mencegah  perkembangan rheumatoid arthritis, tapi dapat membantu meredakan rasa sakit dan peradangan di persendian. Obat OAINS yang biasa digunakan adalah Naproxen, Ibuprofen, Diclofenac.

Steroid 
Steroid adalah singkatan dari corticosteroid dan merupakan obat sintetis yang menyerupai sebuah hormon yang dihasilkan tubuh secara alami, yaitu kortisol. 
Obat ini bisa berbentuk tablet, salep, atau cairan suntik yang bisa disuntikkan langsung ke otot atau persendian yang sakit. 
Steroid digunakan untuk meredakan nyeri jangka pendek karena jika digunakan secara jangka panjang bisa menimbulkan efek samping yang serius. Efek samping tersebut bisa berupa mudah memar, kulit menjadi lebih tipis, osteoporosis, lemah otot, dan bertambahnya berat badan. Obat ini perlu dikonsumsi di bawah pengawasan dokter.

Perawatan Terapi Biologis 
Perawatan biologis merupakan bentuk perawatan rheumatoid arthritis yang paling baru dan berguna untuk menghentikan sistem kekebalan tubuh menyerang persendian. Perawatan biologis dilakukan dengan cara menyuntikkan protein yang berasal dari genetika manusia. Bagian dari sistem kekebalan tubuh yang memicu peradangan dan menyebabkan kerusakan jaringan serta persendian dijadikan target oleh obat-obatan biologis. Perawatan biologis telah terbukti mampu memperlambat perkembangan rheumatoid arthritis. 
Sama seperti pengobatan lainnya, perawatan biologis juga memiliki efek samping, tapi biasanya hanya efek samping ringan. Efek samping yang bisa terjadi adalah demam, mual, infeksi, sakit kepala, serta reaksi kulit pada titik penyuntikan. Beberapa penderita rheumatoid arthritis yang pernah mengidap tuberkulosis akan memiliki risiko terinfeksi kembali. 
Obat biologis biasanya dikombinasikan dengan obat anti-rematik modifikasi-penyakit (disease-modifying antirheumatic drugs/DMARDs) jika penggunaan obat biologis saja tidak efektif. Contoh obat-obat biologis adalah Abatacept, Etanercept, Infliximab, Rituximab, dan Anakinra.

Obat Anti-Rematik Modifikasi-Penyakit (DMARDs) 
DMARDs (diseas-modifying anti-rheumatic drugs) adalah perawatan tahap awal yang diberikan untuk menghambat dan meredakan gejala rheumatoid arthritis, serta mencegah kerusakan permanen pada persendian dan jaringan lainnya. 
Kerusakan pada ligamen, tulang, dan tendon akibat efek sistem kekebalan tubuh saat menyerang persendian dapat dihambat oleh DMARDs. 
Beberapa DMARDs yang bisa digunakan adalah Hydroxychloroquine, Methotrexate, Sulfasalazine, dan Leflunomide. 
Obat pertama yang diberikan untuk rheumatoid arthritis umumnya adalah Methotrexate, tapi obat ini juga memiliki efek samping yang umum terjadi, seperti sakit kepala, diare, rambut rontok, mual, mulut terasa sakit, dan hilang nafsu makan. Tes darah harus dilakukan secara rutin untuk mengawasi efek pada hati dan jumlah darah selama mengonsumsi obat ini.

Terapi 
Penderita rheumatoid arthritis dapat melakukan terapi untuk membuat persendian lebih fleksibel, serta membantu meningkatkan kekuatan otot dan kebugaran tubuh. Beberapa terapi yang bisa dilakukan adalah terapi okupasi, podiatry, dan fisioterapi.

Operasi 
Penderita rheumatoid arthritis mungkin harus menjalani operasi jika pengobatan yang telah dilakukan masih belum berhasil untuk mencegah atau memperlambat kerusakan pada persendian. 
Operasi dilakukan untuk memperbaiki kelainan bentuk, kerusakan persendian, membantu mengembalikan kemampuan untuk menggunakan persendian, dan meredakan rasa sakit. Berikut ini adalah prosedur operasi rheumatoid arthritis yang dapat dilakukan. 
  1. Perbaikan tendon. Prosedur ini dilakukan untuk memperbaiki tendon yang putus atau kendur di sekitar persendian yang mengalami kerusakan sendi atau peradangan. 
  2. Penggantian sendi total. Prosedur ini dilakukan untuk mengganti bagian sendi yang rusak dengan prostesis yang terbuat dari plastik atau logam. 
  3. Operasi penggabungan sendi. Prosedur ini dilakukan untuk meredakan nyeri, dan menyetel kembali atau menstabilkan sendi jika penggantian sendi total tidak bisa dilakukan. 
Penderita rheumatoid arthritis juga disarankan untuk menjalani diet yang sehat serta berolahraga secara teratur untuk memperkuat otot yang mendukung persendian, membantu pergerakan sendi, dan meredakan stres. Bagi orang yang mengalami kelebihan berat badan, olahraga juga bisa membantu menurunkan berat badan dan meringankan tekanan pada tulang dan sendi. 
Sendi akan terasa lebih kaku dan otot menjadi lebih lemah jika tidak digerakkan, tapi aktivitas yang dilakukan harus seimbang dan tepat. Hindari olahraga yang membutuhkan kontak fisik secara langsung dan disarankan untuk melakukan olahraga yang tidak terlalu menekan persendian, seperti berjalan, berenang, dan bersepeda.

Komplikasi Rheumatoid Arthritis 
Beberapa kondisi yang mungkin dapat diderita oleh penderita rheumatoid arthritis adalah sebagai berikut: 
  1. Peradangan menyebar luas. Peradangan dapat menjangkiti jaringan tubuh lain, seperti hati, pembuluh darah, paru-paru, dan mata. Kondisi ini jarang terjadi berkat perawatan dini. 
  2. Cervical myelopathy. Saraf tulang belakang tertekan akibat dislokasi persendian tulang belakang bagian atas. Walau jarang terjadi, jika tidak segera dioperasi, kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan saraf tulang belakang permanen dan akan berdampak kepada aktivitas sehari-hari. 
  3. Sindrom lorong karpal. Kondisi ini terjadi karena saraf median, yaitu saraf yang mengendalikan gerakan dan sensasi di pergelangan tangan tertekan dan menimbulkan gejala kesemutan, nyeri, dan mati rasa. Kondisi ini bisa diringankan dengan suntikan steroid atau menggunakan bebat untuk pergelangan tangan. Namun, umumnya operasi diperlukan untuk melepaskan tekanan pada saraf median. 
  4. Penyakit kardiovaskular. Penyakit seperti stroke dan serangan jantung bisa terjadi akibat dampak rheumatoid arthritis yang memengaruhi pembuluh darah atau jantung. Risiko terkena penyakit ini bisa dikurangi dengan mengonsumsi makanan sehat, berolahraga secara teratur dan berhenti merokok. 
  5. Kerusakan sendi. Kerusakan sendi akibat radang bisa menjadi permanen jika tidak ditangani dengan baik. Ada beberapa masalah yang dapat memengaruhi persendian, seperti kelainan bentuk persendian, kerusakan pada tulang dan tulang rawan, serta tendon di area sekitar terjadinya peradangan.

Bagikan

Jangan lewatkan

Rheumatoid Arthritis dan Penanganannya
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.