Farmakologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang obat, terutama dalam aspek efek dan nasib obat dalam tubuh. Obat sendiri merupakan senyawa kimia, yang pada dosis tertentu digunakan dalam diagnosis, penanganan atau pencegahan penyakit. Obat merupakan senyawa yang ketika masuk ke dalam tubuh dapat mempengaruhi fungsi tubuh, dan juga dipengaruhi oleh tubuh. Pengaruh senyawa tersebut pada tubuh berupa suatu efek, sedangkan pengaruh tubuh terhadap senyawa tersebut merupakan nasib obat dalam tubuh, yang berupa absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi (ADME).
Kimia Medisinal
Kimia medisinal, dan juga kimia organik merupakan ilmu yang termasuk dalam bidang ilmu kimia. Namun dalam perkembangan farmakologi di era modern, peran kimia organik dan kimia medisinal sangatlah penting. Dari ilmu tersebut memberikan memberikan informasi yang berkaitan dengan hubungan struktur dengan aktivitas obat, mekanisme aksi, farmakokinetika, stabilitas dan nasib obat dalam tubuh.
Pada kajian hubungan struktur-aktivitas, modifikasi struktur kimia obat dapat mengubah aktivitas, jenis efek maupun nasib obat dalam tubuh. Kajian tersebut dapat digunakan sebagai petunjuk dalam menentukan mekanisme aksi obat dan sisi aktif obat. Perkembangan kimia medisinal komputansi mempermudah pakar kimia medisinal dan farmakologi dalam menentukan seleksi awal suatu senyawa kandidat obat, prediksi sisi aktif obat maupun target molekul obat dalam tubuh.
Farmakodinamika
Dalam farmakologi, mencakup informasi mengenai pengaruh obat terhadap sistem biologi (tubuh), dan sebaliknya pengaruh tubuh terhadap obat. Ilmu yang mengkaji pengaruh obat terhadap tubuh dinamakan Farmakodinamika. Definisi lain, farmakodinamika adalah studi hubungan konsentrasi obat dengan efek biologi (fisiologi atau biokimi) yang ditimbulkan. Aspek disiplin ilmu ini mencakup aksi obat, mekanisme aksi obat dan target aksi obat baik pada organ, jaringan maupun sel. Target kebanyakan obat dalam tubuh adalah reseptor. Reseptor merupakan suatu makromolekul dalam membran sel atau dalam sel yang merupakan tempat dimana obat berinteraksi untuk menghasilkan efek.
Farmakokinetika
Ilmu yang mempelajari efek tubuh terhadap obat, yang mencakup absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi dinamakan Farmakokinetika. Absorpsi merupakan suatu proses perpindahan obat dari tempat aplikasinya menuju ke sirkulasi sistemik. Suatu obat, untuk menghasilkan suatu efek, maka harus tersedia dari konsentrasi yang memadai pada tempat aksinya. Parameter keefektifan suatu obat dalam proses absorpsi dinamakan ketersediaan hayati atau bioavailabilitas. Bioavailabilitas merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan kandungan obat dimana obat dapat mencapai tempat aksinya. Jika obat diberikan secara oral, obat tersebut sebelum mencapai sirkulasi sistemik bisa mengalami metabolisme di beberapa tempat (tergantung obatnya) yaitu usus halus, darah maupun hati. Peristiwa tersebut dinamakan efek lintas pertama (First Pass Effect). Setelah obat mengalami absorpsi, obat tersebut didistribusi.
Distribusi merupakan perpindahan obat dari sirkulasi sistemik menuju ke suatu tempat di dalam tubuh (cairan dan jaringan). Dalam hal ini obat dalam sirkulasi sistemik berada dalam dua bentuk, yaitu obat terikat protein dan obat bebas (obat tidak terikat protein). Pada proses distribusi tersebut, obat diedarkan dalam sirkulasi sistemik dengan bantuan protein plasma darah, dalam hal ini bentuk obat adalah terikat protein. Kemudian, obat juga didistribusikan ke jaringan-jaringan tubuh. Dalam hal ini, bentuk obat adalah obat tidak terikat protein atau obat bebas. Hanya obat bebas atau yang tidak terikat protein yang dapat menembus jaringan tubuh karena jika terikat protein menyebabkan ukurannya menjadi besar sehingga tidak bisa menembus pori-pori membran untuk menuju ke jaringan-jaringan tubuh.
Proses selanjutnya adalah metabolisme, yaitu perubahan suatu senyawa menjadi senyawa lain yang disebut metabolit yang terjadi pada sistem biologis. Obat mengalami proses metabolisme, sebagian besar tujuannya adalah untuk mempersiapkan proses ekskresi obat dari tubuh. Organ utama untuk proses metabolisme obat adalah jari.
Proses terakhir nasib obat dalam tubuh adalah ekskresi. Ekskresi obat merupakan proses perindahan obat dari sirkulasi sistemik (darah) menuju ke organ ekskresi. Proses ini diperlukan untuk detoksifikasi obat karena jika obat tidak mengalami ekskresi maka akan tinggal lama di dalam tubuh dan menyebabkan ketoksikan. Organ utama untuk proses ekskresi adalah ginjal, dan obat diekskresikan bersama dengan urine. Organ lain yang juga terlibat dalam proses ekskresi obat adalah hati, paru-paru dan kulit. Obat yang diekskresi bersama dengan feses adalah obat yang tidak mengalami absorpsi di saluran pencernaan (usus), atau obat atau metabolitnya yang mengalami ekskresi melalui empedu dan tidak diabsorpsi oleh usus.
Farmakologi Klinik dan Terapi
Peran ilmu farmakologi dalam dunia kesehatan semakin kuat seiring dengan berkembangnya konsep pelayanan kefarmasian yang sebelumnya hanya berorientasi kepada produk menjadi berorientasi kepada pasien. Istilah farmasi klinik mulai muncul pertama kali pada tahun 1960an, yang kemudian berkembang pesat tidak hanya di Amerika tetapi di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Peran farmasi klinik dalam dunia kesehatan adalah melakukan evaluasi terhadap suatu pengobatan serta memberikan masukan pengobatan terhadap tenaga kesehatan maupun pasien. Berkaitan dengan itu, ilmu farmakologi berkembang pesat menjadi beberapa cabang ilmu, diantaranya adalah farmakologi klinik dan terapi.
Farmakologi klinik merupakan penerapan baik farmakodinamika maupun farmakokinetika pada pasien dengan penyakit. Farmakologi klinik mempelajari interaksi obat dengan organisme hidup yaitu manusia. Ilmu tersebut digunakan sebagai dasar bagi penggunaan obat yang rasional pada pasien, yaitu manjur, aman, dan tepat biaya. Sedangkan farmakoterapi berhubungan dengan penggunaan obat untuk pencegahan suatu penyakit serta penggunaan obat untuk mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu. Dalam ilmu tersebut mempelajari tentang penggunaan obat yang menghasilkan efek yang sesuai atau diinginkan tanpa menghasilkan efek samping atau mempunyai efek samping yang minimum. Farmakologi klinik dan terapi menitikberatkan pada beberapa aspek antara lain penggunaan terapi suatu obat dan indikasi, kontraindikasi, faktor-faktor yang dapat mengubah aksi dan nasib obat dalam tubuh, regimen dosis, bioavailabilitas obat, dan evaluasi medication error.
Toksikologi
Toksikologi merupakan suatu ilmu farmakologi yang berhubungan dengan efek samping atau sifat toksik suatu senyawa kimia. Toksikologi tidak hanya berkaitan dengan aspek toksik obat yang digunakan dalam proses terapi namun juga aspek toksik dari senyawa kimia lainnya (misalnya poluta, racun dan lain sebagainya) dalam skala rumah tangga, industri, maupun lingkungan. Ilmu toksikologi berkembang menjadi beberapa ilmu, diantaranya toksikologi forensik dan toksikologi klinik. Toksikologi forensik menitikberatkan pada aspek medikolegal penggunaan suatu senyawa kimia berbahaya terhadap manusia atau hewan. Toksikologi klinik berkaitan dengan kejadian toksisitas yang dipicu oleh penggunaan obat pada pasien.
Disamping hal yang telah disebutkan di atas, toksikologi juga mengkaji efek samping obat atau reaksi obat yang merugikan. Hampir semua obat mempunyai efek toksik karena sebenarnya obat itu adalah racun. Obat berfungsi sebagai obat jika digunakan pada dosis yang sesuai, namun jika berlebihan (overdosis) akan berpotensi menghasilkan toksisitas dan jika dosisnya rendah tidak akan memberikan efek yang diharapkan. Contoh efek samping atau reaksi obat yang merugikan adalah reaksi alergi, hepatotoksik, nefrotoksik, teratogenik, ketergantungan dan toleransi obat, serta karsinogenik.
Sumber : Dr. Agung Endro Nugroho. 2011. Farmakologi Obat-Obatan Penting Dalam Pembelajaran Ilmu Farmasi dan Dunia Kesehatan. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.
Bagikan
Ruang Lingkup Farmakologi
4/
5
Oleh
Unknown