Thursday 18 February 2016

Tukak Lambung dan Penatalaksanaannya

Pengertian Tukak Lambung
Tukak lambung (ulkus peptik) adalah luka yang muncul pada dinding lambung akibat terkikisnya lapisan dinding lambung karena pengaruh asam lambung. Luka ini juga berpotensi muncul pada dinding bagian pertama usus kecil (duodenum) serta kerongkongan (esofagus).
Penyakit ini dapat menyerang semua orang pada segala umur. Meski begitu, lansia di atas 60 tahun memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya.

Gejala-Gejala Tukak Lambung
Gejala utama yang akan Anda rasakan jika mengalami tukak lambung adalah nyeri atau perih pada lambung. Rasa sakit tersebut muncul karena terjadinya iritasi akibat asam lambung yang membasahi luka pada permukaan dinding lambung. Gejala ini biasanya berupa rasa nyeri yang:
  1. Menyebar ke leher, pusar, hingga punggung.
  2. Muncul pada malam hari.
  3. Terasa makin parah saat perut kosong.
  4. Umumnya berkurang untuk sementara jika Anda makan atau mengkonsumsi obat-obatan penurun asam lambung, misalnya Antasida.
  5. Hilang lalu kambuh lagi dalam beberapa hari atau minggu kemudian.
Di samping nyeri pada perut, ada beberapa gejala lain yang mungkin Anda alami, di antaranya adalah nyeri ulu hati, hilangnya nafsu makan, mual, serta gangguan pencernaan.

Penyebab Tukak Lambung
Dinding lambung biasanya dilapisi selaput yang melindunginya dari asam lambung. Peningkatan kadar asam lambung atau penipisan selaput pelindung lambung berpotensi memicu munculnya tukak lambung.
Penyebab umum yang dapat menurunkan perlindungan dinding lambung terhadap asam lambung meliputi infeksi bakteri Helicobacter pylori dan penggunaan obat anti inflamasi non-steroid. Ibuprofen, Aspirin, atau Diclofenac adalah beberapa contoh obat anti inflamasi non-steroid yang sering digunakan dan juga berpotensi menyebabkan tukak lambung.
Infeksi akibat bakteri H. pylori termasuk kondisi yang umum dan sering kali tidak disadari penderitanya. Sementara konsumsi obat anti inflamasi non-steroid yang sering atau berkepanjangan akan meningkatkan risiko tukak lambung, terutama bagi lansia.
Di samping bakteri dan obat, merokok dan konsumsi minuman keras juga dapat meningkatkan risiko tukak lambung. Rokok akan meningkatkan risiko tukak lambung pada orang yang sudah terinfeksi H. pylori. Kandungan alkohol dalam minuman keras juga dapat menipiskan selaput pelindung dinding lambung, sekaligus meningkatkan kadar asam lambung.
Banyak yang menganggap makanan pedas atau kondisi stres sebagai penyebab tukak lambung. Anggapan ini tidak benar. Makanan dan stres tidak menyebabkan tukak lambung, tetapi dapat memperparah gejalanya.

Diagnosis Tukak Lambung
Pada tahap awal diagnosis, dokter akan menanyakan gejala-gejala yang dialami. Jika diduga mengidap tukak lambung, Anda akan dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan yang lebih mendetail. Pemeriksaan lanjutan tersebut meliputi endoskopi dan tes untuk memastikan ada atau tidak adanya bakteri H. pylori.
Jika dokter menduga tukak lambung muncul akibat bakteri dan pasien tidak pernah mengonsumsi obat anti inflamasi non-steroid, pemeriksaan bakteri kemungkinan akan dilakukan melalui tes darah, tes sampel tinja, atau tes pernapasan.
Endoskopi dilakukan dengan memasukkan kamera ke dalam lambung. Proses ini akan membantu dokter memeriksa dan memastikan keberadaaan luka pada dinding lambung secara langsung.
Pengambilan sampel jaringan juga mungkin sekaligus dilakukan dalam endoskopi. Sampel tersebut kemudian akan diuji guna mendeteksi keberadaan H. pylori.

Pengobatan Tukak Lambung
Langkah pengobatan untuk tiap pasien tentu tidak sama. Dokter menentukannya berdasarkan pada penyebab tukak lambung yang dialami pasien. Beberapa jenis obat yang umumnya akan digunakan untuk menangani tukak lambung meliputi:
  1. Antibiotik. Tukak lambung yang disebabkan oleh bakteri H. pylori akan ditangani dengan kombinasi dari beberapa antibiotik. Amoxicillin, Metronidazole dan Clarithromycin adalah contoh antibiotik yang biasanya diresepkan oleh dokter.
  2. Penghambat pompa proton. Jika Anda mengidap tukak lambung yang disebabkan oleh obat anti inflamasi non-steroid, dokter akan menyarankan penggunaan penghambat pompa proton. Obat ini akan mengurangi kadar asam lambung dengan menghalangi kinerja sel-sel yang memproduksi asam lambung. Lansoprazole adalah jenis penghambat pompa proton yang sering digunakan.
  3. Obat penghambat reseptor H2. Fungsi obat ini sama dengan penghambat pompa proton, yaitu menurunkan kadar asam lambung. Contoh obat yang biasa digunakan adalah Ranitidine, Nizatidine dan Famotidine.
  4. Antasida dan alginat. Antasida akan menetralisasi asam lambung untuk waktu singkat, sedangkan alginat akan melindungi dinding lambung. Karena itu, kedua obat ini diberikan untuk mengurangi rasa nyeri secara cepat sebelum obat-obatan lainnya mulai bekerja. Tetapi jika Anda menggunakan penghambat pompa proton atau ranitidin, Anda sebaiknya menunggu 1-2 jam sebelum mengonsumsi antasida dan alginat. Buah pisang juga dapat dikonsumsi sebagai alternatif jika Anda enggan menggunakan kedua obat ini.
Menangani penyebab tukak lambung dengan seksama akan menyembuhkan luka yang muncul sekaligus mencegah kekambuhannya. Untuk membantu proses penyembuhan serta menghindari gejala tukak lambung yang makin parah, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan. Langkah-langkah sederhana tersebut meliputi:
  1. Membatasi konsumsi minuman keras. Kandungan alkoholnya dapat menyebabkan iritasi pada bagian lambung yang mengalami peradangan.
  2. Berhenti merokok. Rokok dapat menghambat penyembuhan sekaligus meningkatkan risiko tukak lambung.
  3. Mengurangi konsumsi teh dan kopi karena keduanya dapat meningkatkan kadar asam lambung.
  4. Mengonsumsi produk berbahan dasar susu, seperti keju. Para pakar menduga bahwa susu dapat melindungi lambung dan menetralisasi dampak asam lambung.
  5. Menghindari konsumsi makanan pedas atau berlemak.
  6. Makan dengan porsi kecil, tapi lebih sering. Langkah ini berguna untuk menurunkan penumpukan asam lambung.
  7. Miliki berat badan yang sehat dan ideal.
Bagi pasien tukak lambung yang disebabkan oleh obat anti inflamasi non-steroid, sebaiknya menghindari atau mewaspadai penggunaan obat ini di kemudian hari. Jika kondisi kesehatan Anda menuntut Anda untuk tetap menggunakannya, diskusikanlah metode penerapan terbaik dengan dokter agar terhindari dari risiko tukak lambung.

Komplikasi Tukak Lambung
Komplikasi akibat tukak lambung memang jarang dialami pasien, tapi tetap dapat muncul terutama jika tidak ditangani secara tepat. Beberapa komplikasi tukak lambung yang berpotensi serius, meliputi:
  1. Pendarahan dalam perut. Ini adalah komplikasi tukak lambung yang paling umum terjadi. Volume pendarahan bisa ringan atau parah hingga membutuhkan transfusi darah.
  2. Peritonitis. Meski jarang terjadi, tukak lambung berpotensi melubangi dinding lambung atau usus dan menyebabkan infeksi serius dalam rongga perut. Komplikasi ini membutuhkan penanganan darurat di rumah sakit karena dapat berakibat fatal jika dibiarkan.
  3. Terhalangnya pergerakan makanan dalam sistem pencernaan. Tukak lambung terkadang bisa bengkak atau membentuk jaringan parut yang dapat menyumbat saluran pencernaan sehingga makanan tidak bisa lewat. Komplikasi akan memicu gejala cepat kenyang, muntah-muntah, dan penurunan berat badan. Prosedur operasi mungkin dibutuhkan untuk menangani jaringan parut yang terbentuk.
Usia pasien serta penggunaan obat antiinflamasi non-steroid akan memengaruhi risiko seseorang untuk mengalami komplikasi tukak lambung. Lansia di atas 70 tahun merupakan penderita tukak lambung yang memiliki risiko komplikasi tertinggi.
Begitu juga dengan tukak lambung akibat konsumsi obat anti inflamasi non-steroid. Komplikasi pada jenis ini sering tidak menunjukkan gejala sehingga tidak disadari dan tidak bisa diobati. Diperkirakan terdapat sekitar dua persen di antara penderita tukak lambung akibat obat anti inflamasi non-steroid yang mengalami komplikasi.

Pencegahan Tukak Lambung
Terdapat beberapa langkah sederhana yang dapat kita lakukan agar terhindar dari risiko terkena tukak lambung. Di antaranya adalah:
  1. Menjaga kebersihan, misalnya sering mencuci tangan dan memastikan makanan benar-benar matang sebelum mengonsumsinya. Langkah ini berguna untuk menghindari risiko infeksi. Beberapa penelitian membuktikan bahwa bakteri H. pylori berpotensi menyebar melalui makanan dan air minum.
  2. Berhati-hati dalam penggunaan obat anti inflamasi non-steroid agar tidak berlebihan.
  3. Mengurangi atau berhenti merokok.
  4. Menghindari konsumsi minuman beralkohol.

Bagikan

Jangan lewatkan

Tukak Lambung dan Penatalaksanaannya
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.