Pengertian Diare
Diare adalah suatu keadaan ditandai dengan encernya tinja yang dikeluarkan atau buang air besar (BAB) dengan frekuensi yang lebih sering dibandingkan dengan biasanya. Pada umumnya, diare terjadi akibat konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Penderita diare di Indonesia
Diare merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di dalam masyarakat Indonesia. Pada tahun 2003, diare akibat kontaminasi bakteri merenggut sekitar 100.000 nyawa dan menjadi salah satu alasan utama perawatan inap di rumah sakit Indonesia.
Proporsi kematian akibat diare di Indonesia adalah sekitar 3,5%. Ini membuat diare menduduki peringkat ke 13 dalam penyebab kematian semua umur. Tetapi untuk bayi berumur antara 29 hari hingga 11 bulan, diare merupakan penyebab kematian pertama dengan persentase sebesar 31,4%. Sedangkan untuk balita berumur 1-4 tahun, 25% meninggal akibat diare yang berujung kepada dehidrasi.
Diare bisa berdampak fatal apabila penderita mengalami dehidrasi akibat kehilangan banyak cairan dari tubuh. Maka dari itu, walaupun umum, diare tidak seharusnya dianggap enteng.
Gejala Diare
Gejala diare tergantung kepada penyebab dan siapa yang mengalaminya. Ada yang hanya mengalami sakit perut singkat dengan tinja yang sedikit encer atau ada juga yang mengalami kram perut dengan tinja yang sangat encer. Biasanya diare jangka panjang membuat penderitanya merasa ingin buang air besar secara terus-menerus. Beberapa gejala diare lainnya adalah hilangnya nafsu makan, sakit kepala, dan mual yang disertai dengan muntah.
Waktu Yang Tepat Untuk Berkonsultasi Ke Dokter
Jika bayi Anda mengalami diare selama enam kali atau lebih dalam satu hari, sebaiknya Anda segera memeriksakannya ke dokter. Anak-anak sebaiknya diperiksakan ke dokter jika diare yang dialami juga disertai muntah, darah pada tinja, menceret-menceret yang parah, buang air besar hingga enam kali atau lebih dalam jangka 24 jam, dan diare berlangsung lebih dari dua minggu. Diare pada anak-anak umumnya pulih dalam 5-7 hari.
Sedangkan untuk orang dewasa, pemeriksaan dokter harus segera dilakukan jika mereka mengalami:
Diare adalah suatu keadaan ditandai dengan encernya tinja yang dikeluarkan atau buang air besar (BAB) dengan frekuensi yang lebih sering dibandingkan dengan biasanya. Pada umumnya, diare terjadi akibat konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Penderita diare di Indonesia
Diare merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di dalam masyarakat Indonesia. Pada tahun 2003, diare akibat kontaminasi bakteri merenggut sekitar 100.000 nyawa dan menjadi salah satu alasan utama perawatan inap di rumah sakit Indonesia.
Proporsi kematian akibat diare di Indonesia adalah sekitar 3,5%. Ini membuat diare menduduki peringkat ke 13 dalam penyebab kematian semua umur. Tetapi untuk bayi berumur antara 29 hari hingga 11 bulan, diare merupakan penyebab kematian pertama dengan persentase sebesar 31,4%. Sedangkan untuk balita berumur 1-4 tahun, 25% meninggal akibat diare yang berujung kepada dehidrasi.
Diare bisa berdampak fatal apabila penderita mengalami dehidrasi akibat kehilangan banyak cairan dari tubuh. Maka dari itu, walaupun umum, diare tidak seharusnya dianggap enteng.
Gejala Diare
Gejala diare tergantung kepada penyebab dan siapa yang mengalaminya. Ada yang hanya mengalami sakit perut singkat dengan tinja yang sedikit encer atau ada juga yang mengalami kram perut dengan tinja yang sangat encer. Biasanya diare jangka panjang membuat penderitanya merasa ingin buang air besar secara terus-menerus. Beberapa gejala diare lainnya adalah hilangnya nafsu makan, sakit kepala, dan mual yang disertai dengan muntah.
Waktu Yang Tepat Untuk Berkonsultasi Ke Dokter
Jika bayi Anda mengalami diare selama enam kali atau lebih dalam satu hari, sebaiknya Anda segera memeriksakannya ke dokter. Anak-anak sebaiknya diperiksakan ke dokter jika diare yang dialami juga disertai muntah, darah pada tinja, menceret-menceret yang parah, buang air besar hingga enam kali atau lebih dalam jangka 24 jam, dan diare berlangsung lebih dari dua minggu. Diare pada anak-anak umumnya pulih dalam 5-7 hari.
Sedangkan untuk orang dewasa, pemeriksaan dokter harus segera dilakukan jika mereka mengalami:
- Diare disertai muntah-muntah
- Diare dengan darah pada tinja
- Pendarahan pada anus
- Menceret-menceret yang parah sehingga berisiko dehidrasi
- Diare selama lebih dari satu minggu (pada umumnya diare pulih dalam 2-4 hari)
- Diare pada malam hari hingga mengganggu tidur
- Penurunan berat badan secara drastis
- Baru saja mengkonsumsi antibiotik
- Diare setelah menjalani perawatan di rumah sakit
Diare yang parah atau yang berkelanjutan dapat menyebabkan
dehidrasi. Dehidrasi tidak boleh dianggap enteng karena dapat berakibat kepada
kematian.
Pada anak-anak, gejala dehidrasi bisa meliputi rewel
atau cepat mengantuk dan kondisi tubuh yang semakin menurun. Selain itu jarang
buang air kecil, kaki dan tangan yang terasa dingin, serta kulit pucat dan
berbintik, bisa mengindikasikan dehidrasi juga. Orang tua disarankan untuk
mewaspadai gejala-gejala dehidrasi pada anak mereka.
Sedangkan pada orang dewasa, gejala dehidrasi meliputi
hilangnya nafsu makan, mual dan pusing, kelelahan atau kurang tenaga, serta
pening ketika berdiri. Selain itu jantung berdebar, kram otot, mata cekung,
serta lidah kering bisa mengindikasikan terjadinya dehidrasi.
Penyebab Diare
Umumnya tinja yang encer ketika diare disebabkan oleh
cairan yang berlebihan disekresi oleh usus atau sebaliknya, yaitu ketika usus
tidak bisa menyerap cairan.
Mengenai diare jangka pendek
Pada umumnya, diare merupakan gejala infeksi usus atau
gastroenteritis yang terjadi akibat mengkonsumsi makanan atau minuman
yang kotor. Organisme penyebabnya antara lain:
- Bakteri, seperti campylobacter, Clostridum difficile, Escherichia coli, salmonella, serta shigella. Semua bakteri ini menyebabkan keracunan makanan.
- Virus, seperti rotavirus dan norovirus
- Parasit, seperti giardia intestinalis
Diare akibat efek samping obat
Beberapa obat memiliki efek samping yang dapat
menyebabkan diare. Obat-obatan tersebut diantaranya adalah:
- Statin atau obat penurun kolesterol
- Beberapa obat yang digunakan dalam kemoterapi
- Obat pencahar
- Antibiotik
- Obat antasida yang mengandung magnesium
- Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI)
- Obat anti inflamasi non steroid (AINS)
Mengenai diare jangka panjang
Pada diare jangka panjang, ada beberapa hal yang bisa
menjadi faktor penyebab. Kadang-kadang diare seperti ini terjadi setelah
seseorang melakukan gastrectomy atau operasi untuk menghilangkan bagian
perut sebagai pengobatan kanker perut. Selain itu, diare ini juga bisa muncul
setelah seseorang melakukan bedah briatrik atau operasi penurunan berat badan
yang dilakukan untuk menangani obesitas.
Penyebab diare jangka panjang yang lebih umum adalah:
- Sindrom iritasi usus atau terganggunya fungsi normal usus
- Penyakit coeliac atau penyakit yang menyebabkan tubuh menolak protein gluren
- Penyakit Crohn atau radang pada lapisan sistem pencernaan
- Kolitis ulseratif atau suatu kondisi yang memengaruhi usus besar
- Kolitis mikroskopik atau sejenis penyakit radang usus yang menyebabkan diare encer
- Fibrosis kistik atau penyakit turunan yang memengaruhi paru-paru dan sistem pencernaan
- Kanker usus
- Radang pankreas kronis
Diare umumnya pulih dalam satu minggu tanpa perlu
mengunjungi dokter. Jika Anda harus mengunjungi dokter, berikut ini adalah
seputar hal-hal awal yang biasanya dilakukan dokter.
Mencari tahu penyebab diare
Agar penyebab diare Anda bisa diketahui, dokter akan
menanyakan:
- Seberapa sering Anda mengalami diare
- Seperti apa kotoran Anda
- Apakah Anda memiliki gejala lainnya seperti demam
- Apakah Anda makan di sembarang tempat
- Apakah Anda melakukan kontak dengan penderita diare
- Apakah Anda sedang mengkonsumsi obat dan jika ada perubahan baru-baru ini
- Berapa banyak kopi atau alkohol yang Anda konsumsi
- Apakah baru-baru ini Anda mengalami stres atau sering gelisah
Analisis bakteri dan parasit pada tinja akan dilakukan
di laboratorium jika Anda:
- Memiliki gejala lain, seperti adanya darah atau nanah pada kotoran
- Mengalami diare berkepanjangan selama lebih lebih dari seminggu
- Memiliki gejala yang memengaruhi seluruh tubuh Anda, seperti demam dan dehidrasi
- Baru saja dirawat di rumah sakit atau mengonsumsi antibiotik
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya karena Anda mengidap HIV
Dokter akan menyarankan Anda untuk menjalani
Pemeriksaan Colok Dubur jika penyebab diare Anda tidak diketahui atau Anda
berusia lebih dari 50 tahun.
Dokter melakukan pemeriksaan ini dengan cara
memasukkan jari yang telah dilindungi sarung tangan ke dalam lubang dubur
Anda. Tujuannya adalah untuk mendiagnosis adanya kelainan serta kondisi yang
memengaruhi lubang dubur dan usus besar Anda.
Diagnosis diare dengan tes darah
Pemeriksaan darah biasanya disarankan oleh dokter jika
diare diduga terjadi akibat penyakit tertentu seperti penyakit inflamasi usus.
Diagnosis diare dengan pemeriksaan lebih lanjut
Anda biasanya akan dirujuk ke rumah sakit setempat
jika dokter tidak dapat menemukan apa penyebab dari diare Anda. Berikutnya Anda
mungkin akan menjalani:
- Sigmoidoscopy atau prosedur pemeriksaan dengan cara memasukan sebuah pipa fleksibel berukuran tipis yang memiliki kamera dan lampu kecil pada ujungnya, ke dalam lubang dubur untuk melihat kondisi usus Anda.
- Colonoscopy yaitu prosedur yang sama, namun dengan menggunakan sebuah pipa yang lebih besar untuk memeriksa seluruh usus Anda.
Pada anak-anak, gejala diare biasanya akan hilang
dalam waktu lima hingga tujuh hari atau di bawah dua minggu. Sedangkan pada
orang dewasa, diare biasanya sembuh dalam dua hingga empat hari. Sistem
kekebalan tubuh manusialah yang akan melawan infeksi penyebab diare secara
alami. Walau demikian, diare bisa berlangsung lebih lama tergantung
penyebabnya. Misalnya:
- Diare yang disebabkan oleh bakteri campylobacter dan salmonella biasa berlangsung selama 2-7 hari
- Diare yang disebabkan norovirus biasa berlangsung sekitar 2 hari
- Diare yang disebabkan rotavirus biasa berlangsung 3-8 hari
- Diare yang disebabkan giardasis biasa berlangsung beberapa minggu
Meningkatkan konsumsi cairan
Minum cairan secara cukup sangat penting untuk
menghindari dehidrasi, terutama pada bayi dan anak-anak. Anda atau anak Anda
disarankan untuk minum beberapa teguk cairan sesering mungkin meski mengalami
gejala muntah. Sedikit cairan lebih baik daripada tidak sama sekali. Hindarilah
jus buah dan minuman bersoda karena dapat memperparah kondisi diare, terutama
pada anak.
Jika anak Anda menunjukkan tanda dehidrasi seperti
jarang buang air kecil, kulit pucat atau berbintik, kondisi tubuh yang menurun
drastis, kaki dan tangan yang terasa dingin, serta rewel dan lekas mengantuk,
Anda disarankan untuk segera mengunjungi dokter.
Faktor-faktor di bawah ini membuat seorang anak lebih
berisiko mengalami dehidrasi:
- Mengalami lebih dari enam kali diare dalam satu hari
- Muntah lebih dari dua kali dalam sehari
- Berhenti menyusu secara tiba-tiba
- Berumur kurang dari satu tahun, terutama jika berumurdi bawah enam bulan
- Berumur kurang dari dua tahun dengan berat badan di bawah rata-rata saat lahir
Pemberian cairan oralit bisa diberikan pada bayi jika
mereka mengalami dehidrasi. Namun ada baiknya Anda berkonsultasi terlebih
dahulu ke dokter sebelum memberikan cairan tersebut.
Mengatasi diare dengan cairan oralit
Bagi mereka yang rentan dehidrasi, biasanya dokter
akan menyarankan penggunaan oralit. Penderita diare yang disarankan minum
oralit adalah mereka yang memiliki masalah kesehatan yang serius seperti
penyakit jantung, yang lemah, dan yang berusia enam puluh tahun atau lebih.
Oralit mudah larut dalam air dan berfungsi untuk
menggantikan garam, glukosa, dan mineral yang hilang dalam tubuh akibat diare.
Oralit bisa dibeli di apotik-apotik tanpa menggunakan resep. Hindarilah
penggunaan oralit buatan sendiri.
Jika anak Anda mengalami diare dan memiliki risiko
dehidrasi, biasanya dokter akan menyarankan Anda memberi mereka oralit. Anda
bisa melihat petunjuk atau takaran pemberian oralit yang tertera pada
kemasannya. Takaran yang diberikan biasanya tergantung pada ukuran dan berat
badan anak. Namun rekomendasi umum untuk pemberian oralit pada anak adalah satu
sachet untuk setiap kali setelah ke toilet.
Perhatikan bahwa oralit sendiri tidak bisa
menyembuhkan diare atau menanggulangi penyebabnya tetapi hanya berguna untuk
mencegah dan memulihkan dehidrasi.
Makanan saat mengalami diare
Jika mengalami diare, pastikan Anda makan makanan
padat setelah mampu untuk makan. Hal tersebut juga disarankan oleh para pakar
kesehatan. Sebaiknya porsi makan Anda jangan terlalu besar dan hindari makanan
yang terlalu berat, pedas, serta berlemak.
Jangan berikan makanan padat pada anak Anda jika
mereka mengalami dehidrasi. Berikan mereka cukup cairan dan pastikan
tanda-tanda dehdrasi berhenti. Setelah itu baru Anda bisa memberi mereka makan
seperti biasanya. Jika anak Anda menolak untuk makan, berikan terus cairan
sampai selera makan mereka kembali.
Mengatasi diare dengan obat-obatan
Obat-obatan anti diare untuk mengurangi gejala
dan mempersingkat diare
Ada beberapa jenis obat anti diare, dan umumnya obat
anti diare mampu mengurangi gejala, serta mempersingkat lamanya diare sebanyak
satu hari. Obat anti diare yang paling sering digunakan adalah loperamide. Obat
ini terbukti efektif dan memilki efek samping yang sedikit. Loperamide mampu
menjadikan kotoran Anda lebih padat dan mengurangi frekuensi buang air besar
Anda.
Selain loperamide, obat yang sama efektifnya
adalah racecadotril. Obat ini mampu mengurangi jumlah cairan yang
dihasilkan oleh usus kecil. Umumnya obat anti diare dilarang untuk diberikan
pada anak-anak. Namun racecadotril bisa diberikan pada anak usia di atas
3 tahun dengan dicampur oralit dan dengan dosis yang tepat.
Sejumlah obat anti diare bisa dibeli di apotik tanpa
menggunakan resep dari dokter. Anda disarankan untuk membaca petunjuk pada
kemasan agar tahu takaran dosis yang tepat dan tahu apakah obat tersebut cocok
untuk Anda. Obat anti diare sebetulnya tidak diperlukan, kecuali Anda terdesak
dengan aktivitas penting.
Jangan minum obat anti diare jika Anda sedang
mengalami demam tinggi atau terdapat darah dan nanah pada tinja Anda. Segera
periksakan diri ke dokter.
Obat-obatan pereda rasa sakit
Meski obat pereda rasa sakit tidak akan mengobati
diare, namun Anda boleh minum paracetamol atau ibuprofen jika diare Anda
disertai sakit kepala dan demam. Penggunaan ibuprofen dilarang bagi
penderita asma dan bagi mereka yang memiliki penyakit lever atau ginjal.
Anak-anak boleh mengkonsumsi parasetamol atau ibuprofen jika
diperlukan. Untuk mengetahui apakah obat tersebut cocok untuk anak Anda,
periksalah petunjuk pemakaian obat pada kemasannya. Aspirin tidak cocok untuk
diberikan pada anak-anak di bawah 16 tahun.
Penggunaan antibiotik untuk diare
Antibiotik biasanya dianjurkan jika penyebab diare telah
diketahui sebagai bakteri atau jika gejala diare yang terjadi sangat parah.
Penderita diare disarankan untuk tidak mengkonsumsi antibiotik jika penyebabnya
tidak diketahui pasti. Selain karena antibiotik bisa menimbulkan efek samping
buruk, antibiotik juga tidak berpengaruh jika diarenya disebabkan oleh virus.
Jika terlalu sering digunakan untuk penyakit yang ringan, efek positif
antibiotik akan berkurang ketika nantinya digunakan untuk mengobati kondisi
yang lebih serius. Antibiotik juga disarankan bagi mereka yang memiliki
kekebalan tubuh yang lemah dan rentan terhadap infeksi.
Penanganan oleh rumah sakit
Jika Anda atau anak Anda mengalami dehidrasi serius
akibat diare, perawatan di rumah sakit akan dibutuhkan.
Pencegahan Diare
Pada dasarnya, pencegahan diare tergantung pada
kedisiplinan seseorang dalam menjaga kebersihan makanan dan minuman. Perhatian
khusus diperlukan dalam mengelola makanan dan minuman dari cara memasak sampai
pada proses penyimpanan. Dengan demikian, kita dapat menghindari berkembangnya mikoorganisme seperti bakteri yang menyebabkan
diare. Kesimpulannya, semakin tinggi standar kebersihan Anda, semakin kecil
risiko Anda terkena diare.
Berikut adalah langkah-langkah pencegahan terkena
diare akibat kontaminasi:
- Mencuci tangan dengan sabun dan air hangat seperti sebelum makan, setelah memegang daging mentah, setelah menggunakan toilet, dan setelah bermain dengan binatang piaraan
- Jagalah kebersihan kuku Anda terutama jika memiliki kuku yang panjang
- Menjauhi makanan dan minuman yang kebersihannya diragukan
- Tidak minum air keran
- Menjaga kebersihan dapur dan kamar mandi
- Memisahkan makanan yang mentah dari yang matang
- Makan makanan yang dimasak dari bahan-bahan yang segar
- Menyimpan makanan di kulkas dan tidak membiarkan makanan tertinggal di bawah paparan sinar matahari atau suhu ruangan.
- Buang makanan dan minuman yang sudah kedaluarsa
- Bersihkan selalu toilet dengan obat pembasmi kuman setelah digunakan
- Selalu cuci tangan sebelum makan atau menyiapkan makanan
- Jangan beraktivitas dahulu sampai setidaknya dua hari setelah diare yang terakhir
- Jika tinggal satu rumah, pastikan Anda menghindari penggunaan handuk atau peralatan makan yang sama dengan anggota keluarga di rumah
- Hindarilah penggunaan kolam renang selama dua minggu setelah diare yang terakhir, jika penyebab diare berasal dari parasit cryptosporidium.
- Masih banyak yang belum menyadari bagaimana diare bisa berakibat fatal terutama bagi anak-anak di Indonesia. Kebersihan diri dan makanan perlu diperhatikan demi mencegah terkena diare.
Bagikan
Diare dan Penanganannya
4/
5
Oleh
Unknown