Friday 19 February 2016

Diare dan Penanganannya

Pengertian Diare 
Diare adalah suatu keadaan ditandai dengan encernya tinja yang dikeluarkan atau buang air besar (BAB) dengan frekuensi yang lebih sering dibandingkan dengan biasanya. Pada umumnya, diare terjadi akibat konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi.

Penderita diare di Indonesia 
Diare merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di dalam masyarakat Indonesia. Pada tahun 2003, diare akibat kontaminasi bakteri merenggut sekitar 100.000 nyawa dan menjadi salah satu alasan utama perawatan inap di rumah sakit Indonesia.
Proporsi kematian akibat diare di Indonesia adalah sekitar 3,5%. Ini membuat diare menduduki peringkat ke 13 dalam penyebab kematian semua umur. Tetapi untuk bayi berumur antara 29 hari hingga 11 bulan, diare merupakan penyebab kematian pertama dengan persentase sebesar 31,4%. Sedangkan untuk balita berumur 1-4 tahun, 25% meninggal akibat diare yang berujung kepada dehidrasi.
Diare bisa berdampak fatal apabila penderita mengalami dehidrasi akibat kehilangan banyak cairan dari tubuh. Maka dari itu, walaupun umum, diare tidak seharusnya dianggap enteng.

Gejala Diare 
Gejala diare tergantung kepada penyebab dan siapa yang mengalaminya. Ada yang hanya mengalami sakit perut singkat dengan tinja yang sedikit encer atau ada juga yang mengalami kram perut dengan tinja yang sangat encer. Biasanya diare jangka panjang membuat penderitanya merasa ingin buang air besar secara terus-menerus. Beberapa gejala diare lainnya adalah hilangnya nafsu makan, sakit kepala, dan mual yang disertai dengan muntah.

Waktu Yang Tepat Untuk Berkonsultasi Ke Dokter 
Jika bayi Anda mengalami diare selama enam kali atau lebih dalam satu hari, sebaiknya Anda segera memeriksakannya ke dokter. Anak-anak sebaiknya diperiksakan ke dokter jika diare yang dialami juga disertai muntah, darah pada tinja, menceret-menceret yang parah, buang air besar hingga enam kali atau lebih dalam jangka 24 jam, dan diare berlangsung lebih dari dua minggu. Diare pada anak-anak umumnya pulih dalam 5-7 hari.
Sedangkan untuk orang dewasa, pemeriksaan dokter harus segera dilakukan jika mereka mengalami:
  1. Diare disertai muntah-muntah 
  2. Diare dengan darah pada tinja 
  3. Pendarahan pada anus 
  4. Menceret-menceret yang parah sehingga berisiko dehidrasi 
  5. Diare selama lebih dari satu minggu (pada umumnya diare pulih dalam 2-4 hari) 
  6. Diare pada malam hari hingga mengganggu tidur 
  7. Penurunan berat badan secara drastis 
  8. Baru saja mengkonsumsi antibiotik 
  9. Diare setelah menjalani perawatan di rumah sakit 
Dehidrasi Sebagai Dampak Dari Diare 
Diare yang parah atau yang berkelanjutan dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi tidak boleh dianggap enteng karena dapat berakibat kepada kematian. 
Pada anak-anak, gejala dehidrasi bisa meliputi rewel atau cepat mengantuk dan kondisi tubuh yang semakin menurun. Selain itu jarang buang air kecil, kaki dan tangan yang terasa dingin, serta kulit pucat dan berbintik, bisa mengindikasikan dehidrasi juga. Orang tua disarankan untuk mewaspadai gejala-gejala dehidrasi pada anak mereka. 
Sedangkan pada orang dewasa, gejala dehidrasi meliputi hilangnya nafsu makan, mual dan pusing, kelelahan atau kurang tenaga, serta pening ketika berdiri. Selain itu jantung berdebar, kram otot, mata cekung, serta lidah kering bisa mengindikasikan terjadinya dehidrasi.

Penyebab Diare 
Umumnya tinja yang encer ketika diare disebabkan oleh cairan yang berlebihan disekresi oleh usus atau sebaliknya, yaitu ketika usus tidak bisa menyerap cairan.

Mengenai diare jangka pendek 
Pada umumnya, diare merupakan gejala infeksi usus atau gastroenteritis yang terjadi akibat mengkonsumsi makanan atau minuman yang kotor. Organisme penyebabnya antara lain: 
  1. Bakteri, seperti campylobacter, Clostridum difficile, Escherichia coli, salmonella, serta shigella. Semua bakteri ini menyebabkan keracunan makanan. 
  2. Virus, seperti rotavirus dan norovirus 
  3. Parasit, seperti giardia intestinalis 
Kendati begitu beberapa hal lainnya bisa menjadi penyebab diare jangka pendek. Diantaranya adalah alergi makanan, gelisah, terlalu banyak minum kopi atau alkohol, kerusakan pada lapisan usus akibat radioterapi, serta radang usus buntu.

Diare akibat efek samping obat 
Beberapa obat memiliki efek samping yang dapat menyebabkan diare. Obat-obatan tersebut diantaranya adalah: 
  1. Statin atau obat penurun kolesterol 
  2. Beberapa obat yang digunakan dalam kemoterapi 
  3. Obat pencahar 
  4. Antibiotik 
  5. Obat antasida yang mengandung magnesium 
  6. Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) 
  7. Obat anti inflamasi non steroid (AINS) 
Informasi yang terdapat pada kemasan obat biasanya akan menyatakan apakah diare menjadi salah satu efek samping dari pemakaian obat tersebut.

Mengenai diare jangka panjang 
Pada diare jangka panjang, ada beberapa hal yang bisa menjadi faktor penyebab. Kadang-kadang diare seperti ini terjadi setelah seseorang melakukan gastrectomy atau operasi untuk menghilangkan bagian perut sebagai pengobatan kanker perut. Selain itu, diare ini juga bisa muncul setelah seseorang melakukan bedah briatrik atau operasi penurunan berat badan yang dilakukan untuk menangani obesitas. 
Penyebab diare jangka panjang yang lebih umum adalah: 
  1. Sindrom iritasi usus atau terganggunya fungsi normal usus 
  2. Penyakit coeliac atau penyakit yang menyebabkan tubuh menolak protein gluren 
  3. Penyakit Crohn atau radang pada lapisan sistem pencernaan 
  4. Kolitis ulseratif atau suatu kondisi yang memengaruhi usus besar 
  5. Kolitis mikroskopik atau sejenis penyakit radang usus yang menyebabkan diare encer 
  6. Fibrosis kistik atau penyakit turunan yang memengaruhi paru-paru dan sistem pencernaan 
  7. Kanker usus 
  8. Radang pankreas kronis 
Diagnosis Diare 
Diare umumnya pulih dalam satu minggu tanpa perlu mengunjungi dokter. Jika Anda harus mengunjungi dokter, berikut ini adalah seputar hal-hal awal yang biasanya dilakukan dokter.

Mencari tahu penyebab diare 
Agar penyebab diare Anda bisa diketahui, dokter akan menanyakan: 
  1. Seberapa sering Anda mengalami diare 
  2. Seperti apa kotoran Anda 
  3. Apakah Anda memiliki gejala lainnya seperti demam 
  4. Apakah Anda makan di sembarang tempat 
  5. Apakah Anda melakukan kontak dengan penderita diare 
  6. Apakah Anda sedang mengkonsumsi obat dan jika ada perubahan baru-baru ini 
  7. Berapa banyak kopi atau alkohol yang Anda konsumsi 
  8. Apakah baru-baru ini Anda mengalami stres atau sering gelisah 
Sampel tinja untuk menganalisis bakteri penyebab diare 
Analisis bakteri dan parasit pada tinja akan dilakukan di laboratorium jika Anda: 
  1. Memiliki gejala lain, seperti adanya darah atau nanah pada kotoran 
  2. Mengalami diare berkepanjangan selama lebih lebih dari seminggu 
  3. Memiliki gejala yang memengaruhi seluruh tubuh Anda, seperti demam dan dehidrasi 
  4. Baru saja dirawat di rumah sakit atau mengonsumsi antibiotik 
  5. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya karena Anda mengidap HIV 
Mendiagnosis penyebab diare dengan pemeriksaan rektum 
Dokter akan menyarankan Anda untuk menjalani Pemeriksaan Colok Dubur jika penyebab diare Anda tidak diketahui atau Anda berusia lebih dari 50 tahun. 
Dokter melakukan pemeriksaan ini dengan cara  memasukkan jari yang telah dilindungi sarung tangan ke dalam lubang dubur Anda. Tujuannya adalah untuk mendiagnosis adanya kelainan serta kondisi yang memengaruhi lubang dubur dan usus besar Anda.

Diagnosis diare dengan tes darah 
Pemeriksaan darah biasanya disarankan oleh dokter jika diare diduga terjadi akibat penyakit tertentu seperti penyakit inflamasi usus.

Diagnosis diare dengan pemeriksaan lebih lanjut 
Anda biasanya akan dirujuk ke rumah sakit setempat jika dokter tidak dapat menemukan apa penyebab dari diare Anda. Berikutnya Anda mungkin akan menjalani: 
  1. Sigmoidoscopy atau prosedur pemeriksaan dengan cara memasukan sebuah pipa fleksibel berukuran tipis yang memiliki kamera dan lampu kecil pada ujungnya, ke dalam lubang dubur untuk melihat kondisi usus Anda. 
  2. Colonoscopy yaitu prosedur yang sama, namun dengan menggunakan sebuah pipa yang lebih besar untuk memeriksa seluruh usus Anda. 
Pengobatan Diare 
Pada anak-anak, gejala diare biasanya akan hilang dalam waktu lima hingga tujuh hari atau di bawah dua minggu. Sedangkan pada orang dewasa, diare biasanya sembuh dalam dua hingga empat hari. Sistem kekebalan tubuh manusialah yang akan melawan infeksi penyebab diare secara alami. Walau demikian, diare bisa berlangsung lebih lama tergantung penyebabnya. Misalnya: 
  1. Diare yang disebabkan oleh bakteri campylobacter dan salmonella biasa berlangsung selama 2-7 hari 
  2. Diare yang disebabkan norovirus biasa berlangsung sekitar 2 hari 
  3. Diare yang disebabkan rotavirus biasa berlangsung 3-8 hari 
  4. Diare yang disebabkan giardasis biasa berlangsung beberapa minggu 
Meski diare bisa sembuh dengan sendirinya, Anda dapat meringankan gejalanya dengan mengikuti beberapa saran. Saran ini juga berlaku bagi penderita diare yang sedang hamil atau menyusui.

Meningkatkan konsumsi cairan 
Minum cairan secara cukup sangat penting untuk menghindari dehidrasi, terutama pada bayi dan anak-anak. Anda atau anak Anda disarankan untuk minum beberapa teguk cairan sesering mungkin meski mengalami gejala muntah. Sedikit cairan lebih baik daripada tidak sama sekali. Hindarilah jus buah dan minuman bersoda karena dapat memperparah kondisi diare, terutama pada anak. 
Jika anak Anda menunjukkan tanda dehidrasi seperti jarang buang air kecil, kulit pucat atau berbintik, kondisi tubuh yang menurun drastis, kaki dan tangan yang terasa dingin, serta rewel dan lekas mengantuk, Anda disarankan untuk segera mengunjungi dokter. 
Faktor-faktor di bawah ini membuat seorang anak lebih berisiko mengalami dehidrasi: 
  1. Mengalami lebih dari enam kali diare dalam satu hari 
  2. Muntah lebih dari dua kali dalam sehari 
  3. Berhenti menyusu secara tiba-tiba 
  4. Berumur kurang dari satu tahun, terutama jika berumurdi bawah enam bulan 
  5. Berumur kurang dari dua tahun dengan berat badan di bawah rata-rata saat lahir 
Tetap berikan bayi Anda susu atau makan secara normal meski mereka mengalami diare. Ketika menyusui, tingkatkan asupan cairan untuk tubuh Anda agar persediaan ASI selalu terjaga. 
Pemberian cairan oralit bisa diberikan pada bayi jika mereka mengalami dehidrasi. Namun ada baiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter sebelum memberikan cairan tersebut.

Mengatasi diare dengan cairan oralit 
Bagi mereka yang rentan dehidrasi, biasanya dokter akan menyarankan penggunaan oralit. Penderita diare yang disarankan minum oralit adalah mereka yang memiliki masalah kesehatan yang serius seperti penyakit jantung, yang lemah, dan yang berusia enam puluh tahun atau lebih. 
Oralit mudah larut dalam air dan berfungsi untuk menggantikan garam, glukosa, dan mineral yang hilang dalam tubuh akibat diare. Oralit bisa dibeli di apotik-apotik tanpa menggunakan resep. Hindarilah penggunaan oralit buatan sendiri. 
Jika anak Anda mengalami diare dan memiliki risiko dehidrasi, biasanya dokter akan menyarankan Anda memberi mereka oralit. Anda bisa melihat petunjuk atau takaran pemberian oralit yang tertera pada kemasannya. Takaran yang diberikan biasanya tergantung pada ukuran dan berat badan anak. Namun rekomendasi umum untuk pemberian oralit pada anak adalah satu sachet untuk setiap kali setelah ke toilet. 
Perhatikan bahwa oralit sendiri tidak bisa menyembuhkan diare atau menanggulangi penyebabnya tetapi hanya berguna untuk mencegah dan memulihkan dehidrasi.

Makanan saat mengalami diare 
Jika mengalami diare, pastikan Anda makan makanan padat setelah mampu untuk makan. Hal tersebut juga disarankan oleh para pakar kesehatan. Sebaiknya porsi makan Anda jangan terlalu besar dan hindari makanan yang terlalu berat, pedas, serta berlemak. 
Jangan berikan makanan padat pada anak Anda jika mereka mengalami dehidrasi. Berikan mereka cukup cairan dan pastikan tanda-tanda dehdrasi berhenti. Setelah itu baru Anda bisa memberi mereka makan seperti biasanya. Jika anak Anda menolak untuk makan, berikan terus cairan sampai selera makan mereka kembali.

Mengatasi diare dengan obat-obatan 
Obat-obatan anti diare untuk mengurangi gejala dan mempersingkat diare 
Ada beberapa jenis obat anti diare, dan umumnya obat anti diare mampu mengurangi gejala, serta mempersingkat lamanya diare sebanyak  satu hari. Obat anti diare yang paling sering digunakan adalah loperamide. Obat ini terbukti efektif dan memilki efek samping yang sedikit. Loperamide mampu menjadikan kotoran Anda lebih padat dan mengurangi frekuensi buang air besar Anda. 
Selain loperamide, obat yang sama efektifnya adalah racecadotril. Obat ini mampu mengurangi jumlah cairan yang dihasilkan oleh usus kecil. Umumnya obat anti diare dilarang untuk diberikan pada anak-anak. Namun racecadotril bisa diberikan pada anak usia di atas 3 tahun dengan dicampur oralit dan dengan dosis yang tepat. 
Sejumlah obat anti diare bisa dibeli di apotik tanpa menggunakan resep dari dokter. Anda disarankan untuk membaca petunjuk pada kemasan agar tahu takaran dosis yang tepat dan tahu apakah obat tersebut cocok untuk Anda. Obat anti diare sebetulnya tidak diperlukan, kecuali Anda terdesak dengan aktivitas penting. 
Jangan minum obat anti diare jika Anda sedang mengalami demam tinggi atau terdapat darah dan nanah pada tinja Anda. Segera periksakan diri ke dokter.

Obat-obatan pereda rasa sakit 
Meski obat pereda rasa sakit tidak akan mengobati diare, namun Anda boleh minum paracetamol atau ibuprofen jika diare Anda disertai sakit kepala dan demam. Penggunaan ibuprofen dilarang bagi penderita asma dan bagi mereka yang memiliki penyakit lever atau ginjal. Anak-anak boleh mengkonsumsi parasetamol atau ibuprofen jika diperlukan. Untuk mengetahui apakah obat tersebut cocok untuk anak Anda, periksalah petunjuk pemakaian obat pada kemasannya. Aspirin tidak cocok untuk diberikan pada anak-anak di bawah 16 tahun.

Penggunaan antibiotik untuk diare 
Antibiotik biasanya dianjurkan jika penyebab diare telah diketahui sebagai bakteri atau jika gejala diare yang terjadi sangat parah. Penderita diare disarankan untuk tidak mengkonsumsi antibiotik jika penyebabnya tidak diketahui pasti. Selain karena antibiotik bisa menimbulkan efek samping buruk, antibiotik juga tidak berpengaruh jika diarenya disebabkan oleh virus. Jika terlalu sering digunakan untuk penyakit yang ringan, efek positif antibiotik akan berkurang ketika nantinya digunakan untuk mengobati kondisi yang lebih serius. Antibiotik juga disarankan bagi mereka yang memiliki kekebalan tubuh yang lemah dan rentan terhadap infeksi.

Penanganan oleh rumah sakit 
Jika Anda atau anak Anda mengalami dehidrasi serius akibat diare, perawatan di rumah sakit akan dibutuhkan.

Pencegahan Diare 
Pada dasarnya, pencegahan diare tergantung pada kedisiplinan seseorang dalam menjaga kebersihan makanan dan minuman. Perhatian khusus diperlukan dalam mengelola makanan dan minuman dari cara memasak sampai pada proses penyimpanan. Dengan demikian, kita dapat menghindari berkembangnya mikoorganisme seperti bakteri yang menyebabkan diare. Kesimpulannya, semakin tinggi standar kebersihan Anda, semakin kecil risiko Anda terkena diare. 
Berikut adalah langkah-langkah pencegahan terkena diare akibat kontaminasi: 
  1. Mencuci tangan dengan sabun dan air hangat seperti sebelum makan, setelah memegang daging mentah, setelah menggunakan toilet, dan setelah bermain dengan binatang piaraan 
  2. Jagalah kebersihan kuku Anda terutama jika memiliki kuku yang panjang 
  3. Menjauhi makanan dan minuman yang kebersihannya diragukan 
  4. Tidak minum air keran 
  5. Menjaga kebersihan dapur dan kamar mandi 
  6. Memisahkan makanan yang mentah dari yang matang 
  7. Makan makanan yang dimasak dari bahan-bahan yang segar 
  8. Menyimpan makanan di kulkas dan tidak membiarkan makanan tertinggal di bawah paparan sinar matahari atau suhu ruangan. 
  9. Buang makanan dan minuman yang sudah kedaluarsa 
Untuk mencegah penyebaran diare dari penderita kepada orang-orang di sekitarnya, Anda bisa melakukan hal-hal berikut: 
  1. Bersihkan selalu toilet dengan obat  pembasmi kuman setelah digunakan 
  2. Selalu cuci tangan sebelum makan atau menyiapkan makanan 
  3. Jangan beraktivitas dahulu sampai setidaknya dua hari setelah diare yang terakhir 
  4. Jika tinggal satu rumah, pastikan Anda menghindari penggunaan handuk atau peralatan makan yang sama dengan anggota keluarga di rumah 
  5. Hindarilah penggunaan kolam renang selama dua minggu setelah diare yang terakhir, jika penyebab diare berasal dari parasit cryptosporidium. 
  6. Masih banyak yang belum menyadari bagaimana diare bisa berakibat fatal terutama bagi anak-anak di Indonesia. Kebersihan diri dan makanan perlu diperhatikan demi mencegah terkena diare.

Bagikan

Jangan lewatkan

Diare dan Penanganannya
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.