Friday 19 February 2016

Penyakit Tetanus dan Penanganannya

Pengertian Tetanus
Semua orang pasti pernah mengalami luka pada kulit. Jika tidak dirawat dan diobati dengan benar, luka tersebut memiliki risiko terkontaminasi dan mengalami infeksi. Salah satu infeksi yang mungkin terjadi pada luka yang tidak dirawat dan diobati dengan benar adalah infeksi tetanus.
Penyakit tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh tetanospamin, yaitu suatu neurotoksin yang diproduksi oleh Clostridium tetani yang menginfeksi sistem saraf dan otot sehingga saraf dan otot menjadi kaku.

Penyebab Tetanus
Tetanus merupakan infeksi yang tergolong serius yang disebabkan oleh Clostridium tetani. Bakteri ini umumnya terdapat dalam debu, tanah, serta kotoran hewan dan manusia. Bakteri tetanus biasa masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka akibat cidera atau luka bakar. Jika bakteri berhasil masuk ke dalam tubuh, bakteri tetanus akan berkembang biak dan melepaskan neurotoksinnya yang bernama tetanospamin, yaitu racun yang menyerang sistem saraf.
Neurotoksin yang mengacaukan kinerja sistem saraf dapat mengakibatkan pengidap infeksi ini mengalami kejang dan kekakuan otot yang merupakan gejala utama dari penyakit tetanus. Gejala ini dapat menyebabkan rahang pengidap mengatup rapat dan tidak bisa dibuka atau yang biasa dikenal juga dengan istilah rahang terkunci (lockjaw). Selain itu, masalah sukar menelan juga bisa dialami oleh pengidap tetanus.
Berikut ini adalah kondisi-kondisi yang bisa menyebabkan bakteri tetanus lebih mudah menginfeksi tubuh :
  1. Tidak menerima vaksin tetanus atau proses vaksinasi tetanus yang tidak lengkap.
  2. Adanya pembengkakan di sekitar luka.
  3. Keberadaan benda asing pada luka, misalnya sepihan kayu atau besi yang tajam. 
  4. Terdapat bakteri lain yang sedang aktif dalam tubuh.
Durasi sejak seseorang terpajan bakteri tetanus  sampai munculnya gejala umumnya membutuhkan waktu 1-3 minggu. Gejala tetanus yang biasa muncul adalah :
  1. Kejang dan kekakuan otot, terutama pada rahang sehingga susah untuk membuka mulut
  2. Jika kejang otot menyebar ke leher, pengidap dapat mengalami kesulitan menelan
  3. Otot di sekitat perut yang kaku
  4. Kejang yang menyakitkan di seluruh tubuh dan berlangsung selama beberapa menit. Gejala ini biasanya dipicu oleh hal-hal kecil, misalnya suara nyaring, sentuhan serta cahaya.
  5. Demam dan berkeringat.
  6. Tekanan darah yang meningkat.
  7. Detak jantung yang cepat.
Dampak infeksi tetanus pada otot memerlukan waktu 1-3 hari untuk turun menyebar dari rahang ke tangan dan kaki. 

Pengobatan Tetanus
Pada tahap awal, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik sambil menanyakan riwayat kesehatan, vaksinasi yang pernah diterima dan gejala-gejala yang pernah dialami oleh pengidap. Seseorang diduga kuat menderita penyakit tetanus jika memiliki luka terbuka dan mengalami kekakuan serta kejang otot yang dapat menyebabkan rasa sakit. Tetapi dokter akan menggunakan tes spatula untuk memastikannya. Dalam tes spatula ini, dokter akan memasukkan spatula (semacam sendok) ke dalam kerongkongan penderita untuk memancing gag reflex atau refleks muntah. Pengidap tetanus akan bereaksi dengan menggigit spatula karena otot tenggorokannya mengalami kejang.
Status vaksinasi penerita akan menentukan langkah pengobatan yang diberikan oleh dokter. Jika pasien belum menerima vaksin tetanus, dokter akan menganjurkan perawatan tetanus di rumah sakit. Perawatan ini akan menggunakan kombinasi obat-obatan, diantaranya :
  1. Obat penenang atau sedatif.
  2. Relaksan otot atau pelemas otot. Obat ini biasa digunakan saat dosis obat penenang harus dikurangi.
  3. Obat penghambat neuromuskular (NBA/Neuromuscular Blocker Agen). Obat ini bekerja dengan memblokir sinyal saraf dari otak ke otot. Dengan memicu paralisis atau kelumpuhan otot untuk sementara, obat ini dapat membantu pengidap yang mengalami kejang otot yang parah. Vecuronium adalah contoh obat penghambat neuromuskular yang seriung digunakan.
  4. Immunoglobulin tetanus (antitoksin). Obat ini dapat mencegah penyebaran neurotoksin dalam tubuh. 
  5. Antibiotik. Antibiotik seperti penisilin juga digunakan untuk melenyapkan bakteri yang ada dan mencegah penyebaran neurotoksin.
Alat bantu pernapasan atau ventilator juga mungkin diperlukan jika tetanus atau obat NBA berdapak pada otot-otot pernapasan. 
Selain pemberian obat, langkah operasi dapat menjadi pilihan untuk menangani tetanus jika luka pasien yang terinfeksi berukuran besar. Prosedur ini digunakan untuk membersihkan luka dengan mengangkat benda asing (misalnya besi tajam) dan jaringan mati agar bakteri tetanus dapat dilenyapkan.
Asupan kalori, khususnya protein, juga perlu ditingkatkan hingga 2 kali lipat untuk mempercepat proses penyembuhan luka. Langkah ini dapat dilakukan dengan meningkatkan konsumsi daging ayam atau bebek, daging sapi tanpa lemak serta putih telur. 

Langkah Pencegahan Tetanus
Langkah utama untuk mencegah tetanus adalah dengan melakukan vaksinasi. Di Indonesia, vaksin tetanus termasuk salah satu dari lima imunisasi wajib untuk anak-anak. Imunisasi tetanus diberikan sebagai bagian dari vaksin dari DPT (Difteri, Pertusi, Tetanus). Proses vaksinasi ini harus diberikan dalam 5 tahapan, yaitu pada usia 2, 4, 6, 18 bulan dan 4-6 tahun.
Bagi anak yang berusi di atas 7 tahun, tersedia vaksin Td yang juga berfungsi untuk memberikan perlindungan terhadap tetanus sekaligus difteri. Proses vaksinasi Td perlu diulang tiap 10 tahun untuk mempertahankan kekebalan tubuh terhadap tetanus serta difteri.
Selain vaksin, pencegahan tetanus juga dapat dilakukan dengan selalu menjaga kebersihan luka agar tidak terinfeksi dan cepat sembuh. Pemberian imunoglobulin tetanus juga biasa dianjurkan untuk mencegah infeksi tetanus pada luka.

Risiko Komplikasi Tetanus
Infeksi tetanus yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan komplikasi dan berakibat fatal, terutama bagi mereka yang belum mendapatkan vaksin tetanus. Beberapa komplikasi serius yang dapat dialami oleh pengidap tetanus adalah :
  1. Pneumonia aspirasi. Komplikasi ini terjadi karena masalah sukar menelan yang menyebabkan air liur mengalir masuk ke dalam paru-paru,. Penyakit ini dapat diatasi dengan pemberian antibiotika. 
  2. Emboli paru. Komplikasi yang serius ini terjadi saat ada penyumbatan pada pembuluh darah paru-paru. Penanganannya membutuhkan obat-obatan pengencer darah serta pemberian oksigen.
  3. Gagal ginjal akut. Komplikasi ini dapat muncul jika kejang otot mengakibatkan rhabdomyolysis atau kerusakan pada jaringan otot sehingga otot melepaskan protein mioglobin yang mengalir ke ginjal. Di ginjal, mioglobin dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal secara drastis.
  4. Jantung yang tiba-tiba berhenti. Komplikasi yang berujung pada kematian ini umumnya terjadi pada pengidap tetanus dengan tingkat keparahan yang tinggi. Komplikasi ini adalah penyebab kematian paling tinggi di antara para penderita tetanus.

Bagikan

Jangan lewatkan

Penyakit Tetanus dan Penanganannya
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.