Thursday 18 February 2016

Penyakit Tuberkulosis (TB) dan Penatalaksanaannya

Pengertian Tuberkulosis
Penyakit tuberkulosis (TB) atau yang biasa dikenal juga dengan nama TBC merupakan penyakit infeksi yang sifatnya menular yang disebabkan oleh Mycobacterum tuberculosis. Penyakit ini merupakan penyebab masalah kesehatan terbesar ke-2 di dunia setelah HIV/AIDS. Indonesia sendiri termasuk 5 negara besar dengan jumlah pengidap TB terbanyak di Asia Tenggara dengan jumlah pengidapnya mencapai 305.000 jiwa pada tahun 2012.

Sekilas Mengenai Gejala dan Jenis Tuberkulosis
Penyakit tuberkulosis paling sering menyerang paru-paru dengan gejala utama berupa batuk berdahak yang berlangsung selama lebih dari 21 hari. Batuk juga terkadang dapat mengeluarkan darah. Selain batuk, pengidap TB juga biasanya akan kehilangan nafsu makan sehingga mengalami penurunan berart badan yang disertai dengan demam dan kelelahan.
Ketika bakteri TB masuk ke dalam tubuh, bakteri tersebut bisa bersifat tidak aktif untuk beberapa waktu sebelum kemudian menyebabkan gejala-gejala TB. Pada kasus seperti ini, kondisi tersebut dikenal dengan istilah tuberkulosis laten. Sedangkan tuberkulosis yang langsung menunjukkan gejalanya disebut dengan istilah tuberkulosis aktif.

Sekilas Mengenai Penyebab dan Faktor Risiko Tuberkulosis
Penyebab tuberkulosis (TB) adalah bakteri yang menyebar di udara melalui semburan air liur dari batuk atau bersin dari pengidap TB. Nama bakteri yang menyebabkan penyakit tuberkulosis adalah Mycobacterium tuberculosis
Berikut ini adalah beberapa kelompok orang yang memiliki risiko tinggi tertular penyakit tuberkulosis.
  1. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun, misalnya pengidap HIV/AIDS, diabetes atau orang yang sedang menjalani kemoterapi.
  2. Orang yang mengalami malnutrisi atau kekurangan gizi.
  3. Pecandu narkoba.
  4. Para perokok.
  5. Para petugas medis yang sering berhubungan dengan pengidap TB.
Sekilas Mengenai Diagnosis dan Pengobatan Tuberkulosis
Tuberkulosis termasuk penyakit yang sulit untuk dideteksi, terutama pada anak-anak. Dokter biasanya menggunakan beberapa cara untuk mendiagnosis penyakit ini. 
  1. Rontgen dada
  2. Tes Mantoux
  3. Tes darah
  4. Tes dahak
Penyakit yang tergolong serius ini dapat disembuhkan jika diobati dengan benar. Langkah pengobatan yang dibutuhkan adalah dengan mengkonsumsi antibiotik yang harus diminum selama jangka waktu tertentu.

Sekilas Mengenai Langkah Pencegahan Tuberkulosis 
Langkah utama dalam pencegahan TB adalah dengan menerima vaksin BCG (Bacillus-Calmette-Guerin). Di Indonesia vaksin ini termasuk dalam daftar imunisasi wajib dan diberikan sebelum bayi berusia 3 bulan.
Vaksin BCG juga dianjurkan bagi anak-anak, remaja maupun orang dewasa yang belum pernah menerimanya pada waktu bayi. Tetapi harap diingat bahwa keefektifan vaksin ini akan berkurang pad orang dewasa. 

Setelah kita mengetahui secara sekilas tentang hal-hal yang berhubungan dengan penyakit tuberkulosis ini, sekarang kita masuk kepada penjelasan lengkapnya. Simak baik-baik di sini yaa...

Gejala Tuberkulosis
Selain gejala utama berupa batuk berdahak yang berlangsung lebih dari 21 hari, penyakit tuberkulosis juga memiliki gejala-gejala lain, diantaranya :
  1. Batuk yang mengeluarkan darah
  2. Dada yang terasa sakit saat bernapas atau batuk
  3. Tidak nafsu makan
  4. Penurunan berat badan
  5. Demam dan menggigil
  6. Berkeringat secara berlebihan pada malam hari.
Tidak semua bakteri TB yang masuk ke dalam tubuh langsung menyebabkan infeksi aktif atau tuberkulosis aktif. Ada kasus yang mana bakteri TB bersembunyi tanpa menunjukkan suatu gejala apapun sampai suatu saat nanti menjadi aktif dan gejala pun mulai muncul. Kondisi ini dikenal sebagai tuberkulosis laten. Sangat penting untuk kita ketahui bersama, bahwa tuberkulosis aktif harus segera ditangani dengan pengobatan, karena jika dibiarkan, bakteri TB akan menyebar dan menyerang organ tubuh lain seperti otak, ginjal dan hati.

Penyebab Tuberkulosis
Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini menyebar di udara melalui semburan air liur atau bersin dari pengidap penyakit TB yang aktif.
Penularan TB tidak terjadi semudah penularan flu. Penularan TB biasanya membutuhkan beberapa waktu. Makin lama seseorang terpajan atau berinteraksi dengan penderita TB, risikonya untuk tertular akan semakin tinggi juga. Misalnya, anak yang tinggal serumah dengan pengidap TB akan memiliki risiko yang tinggi untuk tertular penyakit TB.
Risiko penularan penyakit TB juga dapat meningkat pada beberapa kelompok orang seperti yang disebutkan dibawah ini :
  1. Orang yang tinggal di pemukiman padat dan kumuh
  2. Para petugas medis yang sering berhubungan dengan pengidap
  3. Manula dan anak-anak
  4. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun, misalnya pengidap diabetes, kanker, HIV, pengidap penyakit ginjal stadium lanjut serta orang yang kekurangan gizi.
  5. Para pengguna obat-obatan terlarang.
  6. Orang yang kecanduan minuman keras.
Selain paru-paru, bakteri TB juga bisa menyerang tulang, otak, sistem pencernaan, kelenjar getah bening, sistem saluran kemih dan sistem saraf.

Diagnosis Tuberkulosis
Pada tahap awal diagnosis, dokter akan memeriksa kondisi fisik Anda untuk mendeteksi apakah ada pembengkakan kelenjar getah bening serta menggunakan stetoskop untuk memeriksa paru-paru Anda. Jika terdapat kemungkinan Anda mengidap penyakit tuberkulosis, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan untuk memastikan diagnosis, antara lain :

X-Ray atau CT Scan Dada
Jika Anda mengidap TB, foto hasil tes akan menunjukkan perubahan pada paru-paru. X-ray biasanya digunakan terlebih dahulu dan jika dibutuhkan pencitraan yang lebih mendetail, barulah digunakan CT Scan.

Tes Mantoux
Dalam tes ini, dokter akan menyuntikkan substansi tuberkulin PPD ke dalam lapisan kulit lalu reaksi kulit akan dipantau dalam 2-3 hari berikutnya. Ukuran pembengkakan pada bagian yang disuntik akan mengindikasikan kemungkinan Anda menderita TB. Penderita TB laten akan mengalami pembengkakan. Jika seseorang mengalami infeksi TB yang aktif, reaksi kulit akan lebih signifikan. Berbeda dengan orang yang telah menerima vaksin TB, dia hanya akan mengalami reaksi kulit yang tergolong ringan.

Pemeriksaan Sampel Dahak
Selain untuk memeriksa keberadaan bakteri TB, tes ini juga bisa memberitahu kita jika bakteri TB yang menyerang itu bersifat resisten terhadap antibiotika.

Tes Darah
Tes ini dilakukan untuk memeriksa keberadaan antibodi TB dalam tubuh dan dapat mendeteksi tuberkulosis yang aktif dan laten.

Pengobatan Tuberkulosis
Penyakit yang tergolong serius ini dapat disembuhkan dan jarang berakibat fatal jika diobati dengan benar. Langkah pengobatan yang digunakan adalah pemberian antibiotik yang harus dihabiskan oleh pengidap TB selama jangka waktu tertentu sesuai dengan resep dokter.
Jenis-jenis antibiotik yang biasa digunakan adalah Isoniazid, Rifampicin, Pyracinamid dan Ethambutol. Sama seperti obat-obatan lainnya, antibiotik untuk TB juga memiliki efek samping, terutama Rifampicin dan Ethambutol. Rifampicin dapat menurunkan keefektifan alat kontrasepsi yang mengandung hormon, sedangkan Ethambutol dapat mempengaruhi kondisi penglihatan pengidap TB.
Efek samping lainnya dari obat-obatan TB adalah mual dan muntah-muntah, penurunan nafsu makan, sakit kuning, urine yang berwarnan gelap, demam, ruam serta gatal-gatal pada kulit.
Masa penyembuhan TB berbeda-beda pada tiap pengidap dan tergantung pada kondisi kesehatan pengidap serta tingkat keparahan TB yang dialami. Kondisi pengidap umumnya akan mulai membaik dan berhenti menular setelah 2-3 minggu menggunakan obat. Tetapi untuk memastikan kesembuhan total, pengidap TB harus menggunakan antibiotik yang diberikan selama 6-9 bulan.
Jika pengidap tidak meminum obat sesuai dengan resep dokter atau berhenti meminumnya sebelum waktu yang dianjurkan dokter, maka bakteri TB bisa saja tidak hilang sepenuhnya dari tubuh, meski pengidap merasa kondisi tubuhnya sudah membaik. Infeksi TB yang diidap juga memiliki kemungkinan  untuk menjadi resisten terhadap antibiotik. Jika hal ini terjadi, TB akan lebih sulit diobati sehingga membutuhkan masa penyembuhan yang jauh lebih lama, yaitu sekitar 2-2,5 tahun.

Pencegahan Tuberkulosis
Langkah utama dalam pencegahan TB adalah dengan menerima vaksin TB yaitu vaksin BCG (Bacilluc-Calmette-Guerin). Di Indonesia, vaksin ini termasuk dalam daftar imunisasi wajib dan diberikan sebelum bayi berusia 3 bulan. Vaksin BCG juga dianjurkan bagi anak-anak, remaja maupun dewasa yang belum menerima vaksin ini pada waktu bayi. tetapi harap diingat bahwa keefektifan vaksin ini akan berkurang pada orang dewasa.
Selain dengan vaksinasi, Anda juga dapat mencegah TB dengan senantiasa mengenakan masker saat berada di tempat umum yang ramai, jika berinteraksi dengan pengidap TB serta mencuci tangan secara teratur (khususnya bagi pekerja medis).
Pengidap TB dapat menularkan penyakit ini jika belum menjalani pengobatan sepenuhnya. Jika Anda mengidap TB, langkah-langkah berikut ini akan sangat berguna untuk mencegah penyebarannya kepada keluarga.
  1. Tutupi mulut Anda saat bersin, batuk atau tertawa atau selalu menggunakan masker
  2. Pastikan rumah Anda memiliki sirkulasi udara yang baik, misalnya sering membuka pintu dan jendela agar udara segar dapat masuk. 
  3. Tetaplah di rumah dan jangan tidur sekamar dengan orang lain sampai setidaknya beberapa minggu setelah menjalani pengobatan.

Bagikan

Jangan lewatkan

Penyakit Tuberkulosis (TB) dan Penatalaksanaannya
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.